Rumah idaman...

Keinginan untuk mempunyai rumah sendiri sudah lama kuidamkan. Setelah ± 13 tahun aq menabung, awal Juni 2010 mulailah aq membangun rumah. Sebenarnya sih banyak tawaran dari pengembang perumahan atau depelover sekitar kota Medan Marelan. Tapi kenapa aku tidak membeli rumah via KPR. Setelah kupikir2 dan kuhitung harga rumah terlalu mahal karena bunganya yg masih cukup tinggi. Mengingat gaji aku yang tidak seberapa (dibawah 2 juta-an). Awal mulanya aq membeli 1 kavling tanah berukuran 9 x 20.8 mtr, tanah tersebut bekas sawah. Harganya 21,5 juta. Lalu ditimbun dan dibenteng setinggi ± 45 cm supaya tanah timbun tidak tumpah berserakan ke halaman/tanah tetangga.

Memang harga kavlingan tiap tahun selalu merangkak naik. Apalagi kawasan tempat rumah qu Marelan termasuk kota yg strategis. Tanah aq saja setelah ditimbun harganya sekarang rata2 bisa mencapai 300 ribu/mtr. Kalau dikalikan 187 M2 = 56 jt. Kan lumayan masi ada keuntungan (setelah dikurangi 21,5 jt tambah biaya timbun 13,4 jt) ± 20 juta.
Memang pengerjaan bangun rumah makan waktu 2 bulan. Biaya bahan-bahan ± 36 juta lebih, sedang upah tukang 15 juta.
Cuma yg masi belum dikerjaai memelester dinding sebelah luar. Rencananya sih akhir Peb’ 2012 dikerjai. Rumah qu berukuran 6 x 11 mtr dengan 2 kmar tidur.

Aq bersyukur bisa membangun sebuah rumah. Sekarang rumah ini kusewakan.
Kalo kita sudah berumah tangga, kalo menurut aq lebih “enakan” kalo kita tinggal dirumah sendiri dibandingkan kalo tinggal di rumah ortu atau tinggal ama mertua. Alasannya sih jika ada timbul perselisihan antara ortu dengan menantu atau saudara dengan saudara, yang tidak “nyaman”nya sih si isteri. Atau sebaliknya jika aq tinggal d rumah mertua, jika ada “cekcok” maka yg tidak “enaknya” ya si suami.